Memperkuat Kesiapsiagaan Tsunami,
BMKG DIY Hadirkan Sosialisasi di SDN Palihan Lor
Oleh: KKN-PPM UGM Teman Temon 2023
Sumber: Tim Dokumentasi KKN-PPM UGM Teman Temon 2023
Yogyakarta, 17 Juli 2023. Stasiun Geofisika BMKG DIY melalui bagian Observasi melakukan penyuluhan dan memberikan pengetahuan mengenai kerentanan Gempa & Tsunami yang terjadi pada wilayah Selatan Jawa pada Siswa dan Siswi di SDN Palihan Lor. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat pengetahuan lapisan masyarakat Palihan mengenai kerentanan wilayah terhadap gempa dan tsunami. Kerentanan tersebut dikonfirmasi dengan simulasi yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika BMKG DIY yang dipaparkan melalui Peta Rendaman (BMKG 2022.) Materi yang dipaparkan kurang lebih seputar pengetahuan mengenai tsunami dan gempa secara umum, kerentanan wilayah Kapanewon Temon, hingga antisipasi dan tindakan yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Pengemasan materi memuat animasi yang menarik sehingga mudah dicerna dan untuk membangun antusiasme siswa-siswi.
Peta Rendaman dan Bahaya Tsunami Kapanewon Temon, Sumber: BMKG DIY
Mengawali pemaparan materi, Yanuarsih, membahas gempa 6,4 SR 30 Juni 2023 lalu yang terjadi pada area Selatan Bantul mengundang antusiasme siswa-siswi untuk berbagi cerita mengenai tindakan yang mereka lakukan pada saat gempa kemarin.
"Gempa di Selatan Jawa terjadi karena pertemuan lempeng benua Eurasia dengan Australia kira-kira 200km di selatan Pulau Jawa. Lempeng ini bergerak terus akibat dari reaksi kimia di dalam bumi. Di zona pertemuan lempeng ini akan terus terjadi gempabumi," papar Kasi Observasi Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, Budiarta saat ditemui Tim Teman Temon, 17 Juli 2023.
Hal tersebut patut diantisipasi dan menjadi fokus pemerintah dalam upaya kesiapsiagaan bencana, tidak terbatas pada upaya pemerintah daerah-kabupaten, peningkatan kesiapsiagaan harus dilakukan oleh pemerintah ditingkat desa. “Pemerintah dan masyarakat di tingkat desa wajib untuk memiliki pengetahuan dan pembuatan keputusan pada situasi darurat, pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam situasi darurat menjadi fokus yang dikejar untuk mencapai zero-victim dalam mitigasi Tsunami.” Imbuh Budiarta.
Di sisi lain, Masyarakat Palihan telah membentuk berbagai organisasi sebagai modal sosial yang dimiliki Kalurahan dalam kesiapsiagaan bencana. Forum Pencegahan Risiko Bencana (FPRB) telah aktif dan memiliki asesmen kebencanaan yang menyeluruh pada wilayah Palihan. Selain itu, Palihan juga memiliki organisasi Jaga Warga yang memiliki fungsi dan kedudukan untuk memperkuat kerukunan antar warga. “Bagi kami, ketenangan batin dan kerukunan dapat memperlancar proses mitigasi bencana, meskipun sifatnya masih prediksi, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan yang terburuk.” Ucap Irianto, Kasi Kesejahteraan Masyarakat Omah Jaga Warga Kalurahan Palihan saat ditemui Tim Teman Temon, 11 Juli 2023.
Senada dengan Irianto, Siswanto, Dukuh Selong, berpendapat bahwa masyarakat seharusnya menghadapi risiko kebencanaan dengan tenang tanpa risau yang berlebihan tetapi disaat bersamaan turut aktif mempersiapkan untuk keadaan darurat. “Selama ini saya selalu menghimbau warga saya untuk selalu menerima informasi dengan baik, karena sudah ada tim profesional (BMKG, BPBD, dan BNPB) yang memiliki hitungan ilmiah mengenai risiko. Dihadapi dengan tenang, sembari mempersiapkan..” Tegasnya.
Lebih lanjut, kolaborasi antar pemangku dan organisasi dapat membentuk masyarakat yang siap menghadapi keadaan darurat. Proses komunikasi dan penyebaran informasi mengenai segala bentuk gempa dan pengetahuan pada situasi darurat penting untuk diketahui segala lapisan masyarakat desa, tak terkecuali anak usia dini hingga remaja dalam membangun masyarakat tangguh bencana.
Mempersiapkan kesiapsiagaan tsunami di tingkat Kalurahan menjadi hal yang penting, dikarenakan dalam situasi riil warga lokal, perangkat, dan kader ditingkat kalurahan menjadi aktor pertama yang dapat bertindak untuk mengurangi risiko korban jiwa. “Sangat penting untuk warga desa untuk mengetahui tindakan yang tepat disituasi darurat, toh yang saling mengerti satu sama lain itu kan hubungan antar tetangga dalam keadaan genting.” Pungkas Budiarta.